Rabu, 11 Mei 2011

ISLAM MASA DAULAT BANI ABBASIYAH

A. Awal Berdirinya Bani Abbasiyah
Kekuasaan Dinasti Bani Abbasiyah adalah melanjutkan kekuasaan Dinasti Bani
Umayyah. Dinamakan Daulah Abbasiyah karena para pendiri dan penguasa Dinasti ini
adalah keturunan Abbas, paman nabi Muhammad SAW. Dinasti Abbasiyah didirikan oleh
Abdullah al-Saffah ibn Muhammad ibn Ali ibn Abdullah ibn al-Abbass. Dia dilahirkan di
Humaimah pada tahun 104 H. Dia dilantik menjadi Khalifah pada tanggal 3 Rabiul awwal
132 H. Kekuasaan Dinasti Bani Abbasiyah berlangsung dari tahun 750-1258 M
(Syalaby,1997:44).
Pada abad ketujuh terjadi pemberontakan diseluruh negeri. Pemberontakan yang
paling dahsyat dan merupakan puncak dari segala pemberontakan yakni perang antara
pasukan Abbul Abbas melawan pasukan Marwan ibn Muhammad (Dinasti Bani Umayyah).
Yang akhirnya dimenangkan oleh pasukan Abbul Abbas. Dengan jatuhnya negeri Syiria,
berakhirlah riwayat Dinasti Bani Umayyah dan bersama dengan itu bangkitlah kekuasaan
Abbasiyah.
Dari sini dapat diketahui bahwa bangkitnya Daulah Abbasiyah bukan saja pergantian
Dinasti akan tetapi lebih dari itu adalah penggantian struktur sosial dan ideologi. Sehingga
dapat dikatakan kebangkitan Daulah Bani Abbasiyah merupakan suatu revolusi.
Menurut Crane Brinton dalam Mudzhar (1998:84), ada 4 ciri yang menjadi identitas
revolusi yaitu :
1. Bahwa pada masa sebelum revolusi ideologi yang berkuasa mendapat kritik keras dari
masyarakat disebabkan kekecewaan penderitaan masyarakat yang di sebabkan
ketimpangan-ketimpangan dari ideologi yang berkuasa itu.
2. Mekanisme pemerintahannya tidak efesien karena kelalaiannya menyesuaikan
lembaga-lembaga sosial yang ada dengan perkembangan keadaan dan tuntutan
zaman.
3. Terjadinya penyeberangan kaum intelektual dari mendukung ideologi yang berkuasa
pada wawasan baru yang ditawarkan oleh para kritikus.
4. Revolusi itu pada umumnya bukan hanya di pelopori dan digerakkan oleh orang-orang
lemah dan kaum bawahan, melainkan dilakukan oleh para penguasa oleh karena halhal
tertentu yang merasa tidak puas dengan syistem yang ada .
Sebelum daulah Bani Abbasiyah berdiri, terdapat 3 tempat yang menjadi pusat
kegiatan kelompok Bani Abbas, antara satu dengan yang lain mempunyai kedudukan
tersendiri dalam memainkan peranannya untuk menegakkan kekuasaan keluarga besar
paman nabi SAW yaitu Abbas Abdul Mutholib (dari namanya Dinasti itu disandarkan). Tiga
tempat itu adalah Humaimah, Kufah dan Khurasan.
Humaimah merupakan kota kecil tempat keluarga Bani Hasyim bermukim, baik dari
kalangan pendukung Ali maupun pendukung keluarga Abbas. Humaimah terletak
berdekatan dengan Damsyik. Kufah merupakan kota yang penduduknya menganut aliran
Syi‘ah pendukung Ali bin Abi Tholib. Ia bermusuhan secara terang-terangan dengan
golongan Bani Umayyah. Demikian pula dengan Khurasan, kota yang penduduknya
mendukung Bani Hasyim. Ia mempunyai warga yang bertemperamen pemberani, kuat
fisiknya, tegap tinggi, teguh pendirian tidak mudah terpengaruh nafsu dan tidak mudah
bingung dengan kepercayaan yang menyimpang. Disinilah diharapkan dakwah kaum
Abbassiyah mendapatkan dukungan.
Di bawah pimpinan Muhammad bin Ali al-Abbasy, gerakan Bani Abbas dilakukan
dalam dua fase yaitu : 1) fase sangat rahasia; dan 2) fase terang-terangan dan pertempuran
(Hasjmy, 1993:211).
Selama Imam Muhammad masih hidup gerakan dilakukan sangat rahasia.
Propaganda dikirim keseluruh pelosok negara, dan mendapat pengikut yang banyak,
terutama dari golongan yang merasa tertindas, bahkan juga dari golongan yang pada
mulanya mendukung Bani Umayyah.
Setelah Muhammad meninggal dan diganti oleh anaknya Ibrahim, maka seorang
pemuda Persia yang gagah berani dan cerdas bernama Abu Muslim al-Khusarany,
bergabubg dalam gerakan rahasia ini. Semenjak itu dimulailah gerakan dengan cara
terang-terangan, kemudian cara pertempuran. Akhirnya bulan Zulhijjah 132 H Marwan,
Khalifah Bani Umayyah terakhir terbunuh di Fusthath, Mesir. Kemudian Daulah bani
Abbasiyah resmi berdiri.
B. Sistem Pemerintahan, Politik dan Bentuk Negara
Pada zaman Abbasiyah konsep kekhalifahan berkembang sebagai sistem politik.
Menurut pandangan para pemimpin Bani Abbasiyah, kedaulatan yang ada pada
pemerintahan (Khalifah) adalah berasal dari Allah, bukan dari rakyat sebagaimana
diaplikasikan oleh Abu Bakar dan Umar pada zaman khalifahurrasyidin. Hal ini dapat
dilihat dengan perkataan Khalifah Al-Mansur “Saya adalah sultan Tuhan diatas buminya “.
Pada zaman Dinasti Bani Abbasiyah, pola pemerintahan yang diterapkan berbedabeda
sesuai dengan perubahan politik, sosial, ekonomi dan budaya. Sistem politik yang
dijalankan oleh Daulah Bani Abbasiyah I antara lain :
a. Para Khalifah tetap dari keturunan Arab, sedang para menteri, panglima, Gubernur
dan para pegawai lainnya dipilih dari keturunan Persia dan mawali .
b. Kota Baghdad digunakan sebagai ibu kota negara, yang menjadi pusat kegiatan politik,
ekonomi sosial dan kebudayaan.
c. Ilmu pengetahuan dipandang sebagai suatu yang sangat penting dan mulia .
d. Kebebasan berfikir sebagai HAM diakui sepenuhnya .
e. Para menteri turunan Persia diberi kekuasaan penuh untuk menjalankan tugasnya
dalam pemerintah (Hasjmy, 1993:213-214).
Selanjutnya periode II , III , IV, kekuasaan Politik Abbasiyah sudah mengalami
penurunan, terutama kekuasaan politik sentral. Hal ini dikarenakan negara-negara bagian
(kerajaan-kerajaan kecil) sudah tidak menghiraukan pemerintah pusat , kecuali pengakuan
politik saja . Panglima di daerah sudah berkuasa di daerahnya ,dan mereka telah
mendirikan atau membentuk pemerintahan sendiri misalnya saja munculnya Daulah-
Daulah kecil, contoh; daulah Bani Umayyah di Andalusia atau Spanyol, Daulah Fatimiyah .
Pada masa awal berdirinya Daulah Abbasiyah ada 2 tindakan yang dilakukan oleh
para Khalifah Daulah Bani Abbasiyah untuk mengamankan dan mempertahankan dari
kemungkinan adanya gangguan atau timbulnya pemberontakan yaitu : pertama, tindakan
keras terhadap Bani Umayah . dan kedua pengutamaan orang-orang turunan persi.
Dalam menjalankan pemerintahan, Khalifah Bani Abbasiyah pada waktu itu dibantu
oleh seorang wazir (perdana mentri) atau yang jabatanya disebut dengan wizaraat .
Sedangkan wizaraat itu dibagi lagi menjadi 2 yaitu: 1) Wizaraat Tanfiz (sistem
pemerintahan presidentil ) yaitu wazir hanya sebagai pembantu Khalifah dan bekerja atas
nama Khalifah. 2) Wizaaratut Tafwidl (parlemen kabimet). Wazirnya berkuasa penuh untuk
memimpin pemerintahan . Sedangkan Khalifah sebagai lambang saja . Pada kasus lainnya
fungsi Khalifah sebagai pengukuh Dinasti-Dinasti lokal sebagai gubernurnya Khalifah
(Lapidus,1999:180).
Selain itu, untuk membantu Khalifah dalam menjalankan tata usaha negara diadakan
sebuah dewan yang bernama diwanul kitaabah (sekretariat negara) yang dipimpin oleh
seorang raisul kuttab (sekretaris negara). Dan dalam menjalankan pemerintahan negara,
wazir dibantu beberapa raisul diwan (menteri departemen-departemen). Tata usaha negara
bersifat sentralistik yang dinamakan an-nidhamul idary al-markazy.
Selain itu, dalam zaman daulah Abbassiyah juga didirikan angkatan perang, amirul
umara, baitul maal, organisasi kehakiman., Selama Dinasti ini berkuasa, pola
pemerintahan yang diterapkan berbeda-beda sesuai dengan perubahan politik, sosial,
ekonomi dan budaya.

MISTERI KEMATIAN MERVILLE

Sejak beberapa lama tinggal di desa ini , aku mulai mendapat teman, hari ini kami berencana untuk mandi di pantai ,teriakan teman-teman ku terdengar dari luar , aku keluar dengan semangat luar biasa hingga lupa untuk memberi salam kepada orang tua . Diluar tampak tiga orang anak , anak kurus dengan bola mata biru bernama John , satunya berkulit hitam dan bertubuh lebih pendek bernama Arlbert , dan satu lagi anak pendiam yang berambut putih bernama Merville , tapi kami biasanya memanggilnya white hair. Mereka tersenyum di hadapanku , sambil masing-masing membawa pancing.
“ Hei kalian tidak bilang akan memancing” kataku.
HA HA HA HA .Ketiga anak didepan ku tertawa lepas sekali sehingga gigi mereka terlihat semua.
“ Kau seharusnya tahu kalau setiap mandi di pantai kami pasti memancing”kata John di sela-sela tertawanya .
“ Bukanya orang mancing ditengah laut “ ucap ku penuh keheranan.
“ Horald, horald kau tidak tahu ya anak desa itu lebih kreatif daripada anak kota, kami itu bisa membuat perahu, kami menyembinyikanya di goa tersembunyi di dekat pantai “ ucap Albert , dengan penuh bangga.
“ ayo berangkat sebelum siang, kalau sudah siang kita berada ditengah laut kita bisa menjadi manusia panggang” kata Merville sambil berlalu .
Walupun sudah lama tinggal didesa ini baru pertama kalinya aku melihat pantai disini. Bibir pantai ini berwujud jurang . Untuk turun dari jurang itu kita harus melewati jalan sempit dan berliku-liku. Disana – sini ada lekukan-lekukan dan lubang – lubang seperti kolam , lubang tersebut terisi air apabila pasang. Airnya jernih sekali.
Kami main dari pagi hingga sore . pulang dari pantai kepalaku pusing sekali . Malam itu angin ribut . terpikir olehku pasti lubang-lubang di dekat pantai pasti dipenuhi aleh ikan yang terbawa ombak karena angin memperbesar ombak. Tapi besok aku tidak bisa main di pantai karena kepala ku pusing sekali Karena kelelahan.
Pagi – pagi sekali ibu memanggilku karena ada teman yang mencari ku katanya. Dengan tubuh sempoyongan aku keluar untuk menemui siapa yang memanggilku, pusing yang kemarin masih dikepalaku, ditambah lagi kini suhu badan ku diatas rata-rata.Kulihat Merville duduk di terasku sendirian.
“ hai Merville , ada apa” kata ku .
“ hai Horald , aku mau mengajakmu mandi di lubang-lubang dekat pantai itu, sambil menangkap ikan pasti banyak karena kemarin pasang ditambah badai” kata Merville ,dengan muka memelas.
“ sorry , Merville hari ini kepalaku pusing , kenapa kau tidak ajak Arlbert dan John?”tanyaku sambil memegang kepalaku yang terasa pening.
“ huh Arlbert sedang diajak ayahnya ke kota sedangkan John sedang pergi mengantar ibunya belanja” Ucap Merville dengan penuh rasa kecewa.
“ Baiklah aku pergi sendiri saja! “ lanjutya, sambil berdiri dan pergi meninggalkan ku yang hanya bengong.
Sudah tiga jam sedang kepergian Merville . Aku hanya tidur ,kepalaku sudah tidak terlalu pusing dan suhu badanku sudah kembali ke rata-rata. Tiba-tiba ada orang yang mengetuk pintu rumahku , aku membuka pintu dan tampak wajah John dan Arlbert yang dipenuhi oleh wajah panic dan ketakutan yang luar biasa. Aku mengajak mereka masuk kerumahku , aku menyuruh mereka cerita mengapa mereka begitu panic , tapi wajah meraka makin kalut . Aku pun mengambil air minum. Mereka langsung meneguk habis air yang kuberikan barulah wajah mereka sedikit tenang.
“ Merville mati !!” kata john akhirnya mengeluarkan apa yang membuatmya gelisah.
“ A,aa, apa !!” Apa yang dikatakan John membuat ku kaget luar biasa.
“ iya mayatnya ditemukan diatas jurang!. Kata Arlbert juga dengan ketakutan luar biasa.
Entah apa yang memggerakkan tiba – tiba aku berlari dengan tujan kearah pantai , kulihat John dan Arlbert mengikuti dibelakang. Tepat dijalan untuk turun kepantai banyak orang berkerumun , didekat situ ada sebuah mobil polisi. Aku berusaha menerobos kerumunan orang ,aku berhasil dan pemandangan yang mengerikan pun terlihat , mayat Merville dalam keadaan tengkurep dengan dipunggungnya penuh dengan luka , seperti dipukul oleh cemeti ,lukanya dalam ,panjangdan bewarna ungu, ditanganya pun banyak terdapat, Merville tidak benggunakan baju hingga lukanya terlihat jelas . Aku berteriak dan menangis , saat itu semuanya gelap.
2 hari setelah kematian Merville , aku hanya mengurung diri di kamar , kejadian itu begitu mengerikan di pelupuk mataku , aku melihat mayat temanku dengan luka yang begitu mengerikan. Pintu kamarku dibuka dan tampaklah John sambil tersenyum melihatku.
“ hai john , kau mau apa ?” tanyaku aku dengan kurang bersemangat.
“ aku hanya mau memberikan kabar , ayah Merville ditangkap karena diduga adalah pembunuh marville , selama ini ayah Marville selalu memarahi Marville , karena itu dia diduga membunuh Merville, tapi ayahku juga menyuruh kita menyelidiki orang yang bermasalah dengan Merville, kau setuju?. Ucap john dengan penuh permohonan.
Wajah itu mengiangatkan ku pada Merville saat mengajak ku berenang , dalam hatiku aku tak kan mengecawakan sahabatku lagi , dan aku akhirnya menjawab “ ya”.
“ yes , kau mau ikut menyelidiki , tinggal mengajak Albert saja , kalau dia pasti setuju” kata John dengan gembira.
Siang ini kami berkumpul di teras rumahku.John mengemukakan rencanya untuk menyelidiki seorang remaja berumur 16 tahun yang bernama Mack , yang selalu bertengkar dengan Merville.
Hari pertama kami menyelidiki Mark dengan bertanya pada ibunya , tapi tidak membuahkan hasil , tapi tampak ibu Mark seperti menyembinyikan sesuatu , saat kita menceritakan tentang kematian Merville.
Hari kedua penyelidikan kami mengikuti Mark , saat pertama kali melihat muka Mark aku begitu terkejut karena remaja itu begitu mirip dengan Merville, saat kutanyakan kepada John, dia hanya menjawab karena ini aku mencurigainya.
Hari ketiga tingkah Mark mencurigakan, ia berjalan menuju arah pantai , kami mengikutinya , dia menuruni jurang dan berjalan menuju pantai, tingkahnya begitu mencurigakan, dia mengamati sekelilingnya seperti mencari sesuatu.
“ aku sudah tidak sabar ! dia pasti pelakunya “ kata John sambil berlari menuju arah Mark sambil mengambil sebatang kayu ,BUKKKK, BUKKK pukulan john mengenai Mark , Mark terkapar dalam keadaan pinsan , aku membantu john dan Arlbert mengikat Mark disebuah pohon kelapa.
Beberapa menit kemudian , Mark mulai sadar , “ aaagh “ dia meringis kesakitan.
“ kenapa kalian mengikatku dan kalian juga yang memukulkukan” teriaknya sambil meronta-ronta.
“ kau yang membunuh Merville !?” teriak john
“ bukan aku ! “ kata Mark
“ lalu kenapa kau berada disini , kau pasti kau ingin mencari sesuatu untuk menghilang kan jejak mu kan?” kata john dengan wajah yang amat marah .
“ tidak aku kesini untuk mencari bukti , dan menyelidiki siapa pembunuh Merville “ kata Mark.
“ bohong , untuk apa kau melakukan itu” kata john
“ karena Merville adalah saudara kandungku”
Kami begitu terkejut.
“ tidak mungkin , kau selalu berkelahi dengan Merville” kata john
“baiklah aku mencerikan kisah ini, , dulu setelah perang dunia 1 terjadi masa depresi besar, hal itu juga melanda keluargaku , aku yang waktu itu masih berusia 6 tahun dijual kepada orang kaya , aku dijadikan anak oleh keluarga itu, 2 tahun kemudian lahirlah Merville, aku iri padanya , walaupun aku diasuh oleh orang kaya , aku sangat merindukan kasih saying orang tua kandung, itulah makanya aku sering berkelahi dengan Merville , tapi sejak mendengar kematian Merville aku begitu terpukul bagaimanapun dia adikku” tutur Mark sambil terisak.
Aku begitu terkejut sampai mulut ku terbuka lebar. Kami mohon maaf pada Mark ternyata ,Mark tidAK marah pada kami , malahan mau membantu penyelidikan,
“ hey ini gelang Merville “teriak Albert .
Kami segera kearah tempat Albert berdiri .
“ berarti Merville berenang disini “ kata Mark.
“ ya , sebaiknya kita menyelidiki sekitar lubang ini, siapa tahu ada petujuk” tutur ku .
Kami meniliti tempat itu cukup lama tapi tidak menemukan sesuatu, akhirnya John memutuskan untuk pulang. Disaat akan pulang aku melihat susuatu yang aneh didalam lubang yang terisi penuh oleh air aku melihat sesuatu yang bertebaran seperti kertas perak,dan tiba-tiba benda itu bergerak , belum lama aku mengamati benda itu John memanggilku untuk mengajakku pulang.
Ayah John seorang polisi , dia mengajak kamu untuk menyelidiki hilangnya beberapa buku di perpustakaan kota. John , Albert , dan Mark semangat sekali untuk membantu penyelidikan, sedangkan aku hanya mrlihat-lihat buku , pikiranku masih kepada benda yang kemarin , Akhirnya aku membuka buku ensklopeledia fauna , saat membuka hewan yang awalanya C aku begitu terkejut melihat hawan itu,
“ akhirnya ketemu pelaku pembunuhan Merville” ucpku sambil tersenyum.
“ John mari kita pulang, untuk menangkap pembunuh Merville!” teriakku.
“apa?” Tanya john .
Ayah John meninggalkan pekerjaannya untuk sementara , untuk menetahui siapa pembunuh Merville , kami kepantai dan menuju kelubang tempat aku melihat benda itu , setelah melihatnya.
“ ini dia si pembunuh!” teriak ku sambil meloncat ke lubang dengan menggenggam sebuah batu , aku memukul makhluk yang bertebaran seperti kertas perak itu , hingga aku sudah yakin bahwa makhluk itu sudah mati, Aku mengacungkan Makhluk itu atas-atas
“ ini dia !!” teriakku senang .
“ apa itu “ Tanya Albert dengan wajah keheranan.
“ ini CYANEA CAPILLATA , aku mengetahuinya dari Ensklopledia di perpustakan “ ucapku bangga.
“ mengapa kau tahu kalau hewan itu lah yang membunuh Merville?. Tanya ayah John.
“ kalian lihat luka di tubuh Merville lukanya seperti telah dipecut oleh cemeti kan, itu ungu dikulit , yang jika diamati dengan teliti ternyata merupakan titik-titik kecil atau Pastula-setiap titik bagaikan ditusuk jarum panas yang akan langsung menyerang saraf, denyut nadi akan berhenti , lalu jantung akan berdetak keras, mungkin Merville setelah terkena oleh CYANAE CAPILLATA berusaha mencari pertolongan , dengan naik keatas , seandainya Merville mati dikolam ini penyebab kematianya pasti cepat diketahui” tuturku.
“ lalu mengapa makhluk ini berada disini? “ Tanya Mark.
“ kau ingat John, Albert saat pulang dari sini , malamnya pasang dan badai kan pasti CYANAE CAPILLATA terbawa badai dan terjebak dilubang ini , dan keesokan harinya Merville mati disini” kataku dengan suara serak akibat sedih.
“ baiklah nak kau hebat , masalah ini harus cepat diberitahukan kepada komandan polisi pusat” kata ayah John.
2 hari kemudian aku , Mark, John,dan Albert dipanggil kekantor polisi untuk memberi kesaksian, sehari kemudian ayah Merville dibebaskan , ia berulang kali mengucapkan terima kasih pada kami, lalu pulang kerumahnya. Sejak kejadian itu ,waktu terjadi pasang ,besoknya kami pasti kepantai untuk mencari CYANAE CAPILLATA , itu menjadi tradisi kami hingga dewasa.


THE END

Jumat, 06 Mei 2011

KATA-KATA BIJAK BUNG KARNO

“Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, berikan aku 1 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia” . (Bung Karno) “Tidak seorang pun...
“Tidak seorang pun yang menghitung-hitung: berapa untung yang kudapat nanti dari Republik ini, jikalau aku berjuang dan berkorban untuk mempertahankannya”.


“Jadikan deritaku ini sebagai kesaksian, bahwa kekuasaan seorang presiden sekalipun ada batasnya. Karena kekuasaan yang langgeng hanyalah kekuasaan rakyat. Dan diatas segalanya adalah kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa.” (Soekarno)


“Apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat suatu kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkah pun”. (Bung Karno)


“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya.”


“Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.” – Bung Karno

“Bangsa yang tidak percaya kepada kekuatan dirinya sebagai suatu bangsa, tidak dapat berdiri sebagai suatu bangsa yang merdeka.”


“……….Bangunlah suatu dunia di mana semua bangsa hidup dalam damai dan persaudaraan……” (Bung Karno)


“Kita belum hidup dalam sinar bulan purnama, kita masih hidup di masa pancaroba, tetaplah bersemangat elang rajawali “.

“Janganlah mengira kita semua sudah cukup berjasa dengan segi tiga warna. Selama masih ada ratap tangis di gubuk-gubuk pekerjaan kita selesai ! Berjuanglah terus dengan mengucurkan sebanyak-banyak keringat.”


“Firman Tuhan inilah gitaku, Firman Tuhan inilah harus menjadi Gitamu : “Innallahu la yu ghoiyiru ma bikaumin, hatta yu ghoiyiru ma biamfusihim”. ” Tuhan tidak merobah nasibnya sesuatu bangsa sebelum bangsa itu merobah nasibnya”

“Janganlah melihat ke masa depan dengan mata buta! Masa yang lampau adalah berguna sekali untuk menjadi kaca bengala dari pada masa yang akan datang.”

“Apakah Kelemahan kita: Kelemahan kita ialah, kita kurang percaya diri kita sebagai bangsa, sehingga kita menjadi bangsa penjiplak luar negeri, kurang mempercayai satu sama lain, padahal kita ini asalnya adalah Rakyat Gotong Royong”


“Aku Lebih suka lukisan Samodra yang bergelombangnya memukul, mengebu-gebu, dari pada lukisan sawah yang adem ayem tentrem, “Kadyo siniram wayu sewindu lawase”

“Laki-laki dan perempuan adalah sebagai dua sayapnya seekor burung. Jika dua sayap sama kuatnya, maka terbanglah burung itu sampai ke puncak yang setinggi-tingginya; jika patah satu dari pada dua sayap itu, maka tak dapatlah terbang burung itu sama sekali.”

SENYUM ALI

Palajaran Matematika di kelas 3 siang itu terlihat sangat membosankan bagi murid-murid mungkin di sebabkan udara yang sangat panas dan membuat siswa mengantuk terutama itu pelajaran Matematika yang kebanyakan siswa tidak menyukai pelajaran tersebut tapi sebuah wajah dari jendela paling pojok tampak sebuah wajah yang tampak kusam tapi terlihat dri sinar matanya ia sangat bersemangat menyimak pelajaran matematika itu tiba-tiba seorang siswa berteriak meneriakinya yang membuat semua anak di kelas menoleh kearahnya dan memandangnya dengan pandangan mengejek anak tersebut segera berlari meninggalkan sekolah, ia terus berlari hingga sampai ke subuah gubuk kecil yang tampaknya seperti bekas kandang kambing, tempat yang sangat kumuh
“ nenek!” ucap anak tersebut sambil membuka pintu gubug tersebut yang bunyinya sudah sangat reot
“ iya Ali” suara lemah terdengar dari dalam gubug yang diselangi suara batuk yang terdengar sangat kering, anak yang bernama Ali itu segera berlari dan memeluk neneknya yang sedang berbaring menangislah Ali menumpahkan segala kesedihanya
“ mengapa kita harus miskin nek, hingga orang-orang selalu memandang remeh kearah kita, menghina kita ” suara Ali terdengar serak menahan kesedihan hatinya sementara nenek nya mulai meneteskan air mata mendengar penuturan cucu satu-satunya itu, seandainya tidak terjadi kecelakaan 5 tahun yang lalu mungkin hidup mereka tidak seterpuruk ini, kecelakaan yang telah merenggut nyawa kedua orang tua Ali yang saat itu Ali berumur 3 tahun dan hidup mereka terlunta-lunta saat perusahaan ayah Ali harus di ambil alih oleh bank karena utang yang menumpuk.
Tok tok tok suara pintu terdengar yang membuat lamunan nenek tentang masa lalu yang menyakitkan itu buyar, Ali mengusap air matanya dan membuka pintu terlihat oleh Ali sosok seorang wanita dan seorang anak disampingnya yang tersenyum kearahnya
“ Hallo nama ku Dani” ucap anak yang di samping ibu tersebut sambil mengulurkan tanganya kearah Ali, yang kemudian disambut oleh Ali yang juga menyebutkan namanya
“ nenek kamu ada? “ tanya ibu yang bernama Rossa indah tetangga kami yang rumahnya di selatan masjid atau kira-kaira berselang 4 rumah dari rumah Ali, Ali sering membantu bu Rossa dalam merawat kebunya setiap pagi hari , ia di upah Rp.5.000
“ ya ada bu, silahkan masuk” Ali menyilahkan dan mengantarkan Bu Rossa ke arah tempat tidur neneknya yang hanya tersenyum melihat ibu Rossa yang kemudian mulai berbasa –basi
“ maksud saya kesini sebenarnya karena permintaan anak saya Dani, katanya Dani sering melihat Ali mengintip saat Dani sedang belajar..” perkataan bu Rossa membuat membuat Ali terkejut dan malu “ saya ingin membantu Ali untuk bersekolah” lanjut bu Rossa yang membuat Ali tambah terkejut dan bahagia mendengarnya
“ iya nanti kamu bisa pergi dengan ku, walaupun kamu kelas 1 dan aku kelas 3” ucap Dani senang
“ saya juga mau memperkejerjakan Ali merewat kebun saya setiap pulang sekolah” ujar bu Rossa panjang lebar, semula Ali sangat senang tapi terbersit keraguan dibenak Ali karena harus meninggalkan neneknya, tapi kemudian terlihat oleh Ali neneknya tersenyum memberikan dorongan untuk Ali, kini Ali yakin dan menyanggupi tawaran ibu Rossa Indah, kini aku tak perlu mengintip lagi untuk belajar gumam Ali.
“ Ya allah walaupun orang sering tak adil pada kami tapi engkau selalu menunjukkan keadilan padakamu, semoga suatu saat nanti aku bisa membalas kebaikan ibu Rossa Indah yang telah memberikan kebaikan pada kami, ya Allah mudahkan lah aku dalam menuntut ilmu nanti dan membuat nenek dan bu Rossa bangga pada ku amin” Ali mengusap mukanya dengan kedua tanganya, ini adalah hari pertamanya sekolah dengan seragam putih merah , tas dan sepatu baru Ali pergi menuntut ilmu demi masa depanya.

sagitarius

Sifat-sifat Umum

Seorang tengah memanah adalah simbol dari tanda ini. Anak panah yang siap ditembakkan, merupakan target kehidupan seorang Sagitarius. Makhluk ini mempunyai kekuatan dan kecepatan seekor kuda, serta berpikir seorang manusia.

Seorang Sagitarius memiliki perasaan ingin tahu yang besar. Dan mereka selalu merasa perlu untuk menganalisa apa yang pernah didengar atau dilihatnya.

Jupiter melimpahkan jiwa humoris bagi Sagitarius, periang dan peruntungan. Itulah sebabnya banyak orang Sagitarius yang dapat menikmati popularitas dan berdiri tegak pada kaki sendiri. Pada masa kecil, anak Sagitarius sering dituduh sebagai anak yang tidak bertanggung jawab, karena terlalu berani mengambil resiko untuk dirinya maupun orang lain. Untunglah mereka sanggup belajar dari sejarah. Dan mereka selalu menyukai tantangan.

Mereka berusaha menunda pernikahan sejauh mungkin, karena pernikahan dianggapnya sebagai belenggu kebebasan. bagian tubuh yang mudah diserang penyakit adalah bagian pinggul dan paha. Rematik tampaknya senang mengganggu Sagitarius.

Karier

Dalam memilih karier, kebebasan merupakan syarat utama bagi mereka. Tapi tidak sedikit orang Sagitarius yang terbenam dalam pekerjaan rutin rumah obat, kantor atau pabrik. Mereka tidak akan mau menerima ini, kalau pendidikan mereka memungkinkan mencari pekerjaan lain. Tipe ini selalu melakukan segala sesuatu dengan cepat. Banyak Sagitarius yang bekerja sebagai penerjemah, filosofi, dan bekerja bagi tempat ibadah, hukum dan lain-lainnya. Kesenangannya bergerak di luar rumah membuatnya menjadi olahragawan terkemuka. Dan mereka juga menyukai kuda dan anjing, sehingga banyak pula Sagitarius yang bekerja di lapangan balap kuda atau anjing.

The Raven

Edgar Allan Poe

[First published in 1845]
Once upon a midnight dreary, while I pondered weak and weary,
Over many a quaint and curious volume of forgotten lore,
While I nodded, nearly napping, suddenly there came a tapping,
As of some one gently rapping, rapping at my chamber door.
`'Tis some visitor,' I muttered, `tapping at my chamber door -
Only this, and nothing more.'

Ah, distinctly I remember it was in the bleak December,
And each separate dying ember wrought its ghost upon the floor.
Eagerly I wished the morrow; - vainly I had sought to borrow
From my books surcease of sorrow - sorrow for the lost Lenore -
For the rare and radiant maiden whom the angels named Lenore -
Nameless here for evermore.

And the silken sad uncertain rustling of each purple curtain
Thrilled me - filled me with fantastic terrors never felt before;
So that now, to still the beating of my heart, I stood repeating
`'Tis some visitor entreating entrance at my chamber door -
Some late visitor entreating entrance at my chamber door; -
This it is, and nothing more,'

Presently my soul grew stronger; hesitating then no longer,
`Sir,' said I, `or Madam, truly your forgiveness I implore;
But the fact is I was napping, and so gently you came rapping,
And so faintly you came tapping, tapping at my chamber door,
That I scarce was sure I heard you' - here I opened wide the door; -
Darkness there, and nothing more.

Deep into that darkness peering, long I stood there wondering, fearing,
Doubting, dreaming dreams no mortal ever dared to dream before;
But the silence was unbroken, and the darkness gave no token,
And the only word there spoken was the whispered word, `Lenore!'
This I whispered, and an echo murmured back the word, `Lenore!'
Merely this and nothing more.

Back into the chamber turning, all my soul within me burning,
Soon again I heard a tapping somewhat louder than before.
`Surely,' said I, `surely that is something at my window lattice;
Let me see then, what thereat is, and this mystery explore -
Let my heart be still a moment and this mystery explore; -
'Tis the wind and nothing more!'

Open here I flung the shutter, when, with many a flirt and flutter,
In there stepped a stately raven of the saintly days of yore.
Not the least obeisance made he; not a minute stopped or stayed he;
But, with mien of lord or lady, perched above my chamber door -
Perched upon a bust of Pallas just above my chamber door -
Perched, and sat, and nothing more.

Then this ebony bird beguiling my sad fancy into smiling,
By the grave and stern decorum of the countenance it wore,
`Though thy crest be shorn and shaven, thou,' I said, `art sure no craven.
Ghastly grim and ancient raven wandering from the nightly shore -
Tell me what thy lordly name is on the Night's Plutonian shore!'
Quoth the raven, `Nevermore.'

Much I marvelled this ungainly fowl to hear discourse so plainly,
Though its answer little meaning - little relevancy bore;
For we cannot help agreeing that no living human being
Ever yet was blessed with seeing bird above his chamber door -
Bird or beast above the sculptured bust above his chamber door,
With such name as `Nevermore.'

But the raven, sitting lonely on the placid bust, spoke only,
That one word, as if his soul in that one word he did outpour.
Nothing further then he uttered - not a feather then he fluttered -
Till I scarcely more than muttered `Other friends have flown before -
On the morrow he will leave me, as my hopes have flown before.'
Then the bird said, `Nevermore.'

Startled at the stillness broken by reply so aptly spoken,
`Doubtless,' said I, `what it utters is its only stock and store,
Caught from some unhappy master whom unmerciful disaster
Followed fast and followed faster till his songs one burden bore -
Till the dirges of his hope that melancholy burden bore
Of "Never-nevermore."'

But the raven still beguiling all my sad soul into smiling,
Straight I wheeled a cushioned seat in front of bird and bust and door;
Then, upon the velvet sinking, I betook myself to linking
Fancy unto fancy, thinking what this ominous bird of yore -
What this grim, ungainly, ghastly, gaunt, and ominous bird of yore
Meant in croaking `Nevermore.'

This I sat engaged in guessing, but no syllable expressing
To the fowl whose fiery eyes now burned into my bosom's core;
This and more I sat divining, with my head at ease reclining
On the cushion's velvet lining that the lamp-light gloated o'er,
But whose velvet violet lining with the lamp-light gloating o'er,
She shall press, ah, nevermore!

Then, methought, the air grew denser, perfumed from an unseen censer
Swung by Seraphim whose foot-falls tinkled on the tufted floor.
`Wretch,' I cried, `thy God hath lent thee - by these angels he has sent thee
Respite - respite and nepenthe from thy memories of Lenore!
Quaff, oh quaff this kind nepenthe, and forget this lost Lenore!'
Quoth the raven, `Nevermore.'

`Prophet!' said I, `thing of evil! - prophet still, if bird or devil! -
Whether tempter sent, or whether tempest tossed thee here ashore,
Desolate yet all undaunted, on this desert land enchanted -
On this home by horror haunted - tell me truly, I implore -
Is there - is there balm in Gilead? - tell me - tell me, I implore!'
Quoth the raven, `Nevermore.'

`Prophet!' said I, `thing of evil! - prophet still, if bird or devil!
By that Heaven that bends above us - by that God we both adore -
Tell this soul with sorrow laden if, within the distant Aidenn,
It shall clasp a sainted maiden whom the angels named Lenore -
Clasp a rare and radiant maiden, whom the angels named Lenore?'
Quoth the raven, `Nevermore.'

`Be that word our sign of parting, bird or fiend!' I shrieked upstarting -
`Get thee back into the tempest and the Night's Plutonian shore!
Leave no black plume as a token of that lie thy soul hath spoken!
Leave my loneliness unbroken! - quit the bust above my door!
Take thy beak from out my heart, and take thy form from off my door!'
Quoth the raven, `Nevermore.'

And the raven, never flitting, still is sitting, still is sitting
On the pallid bust of Pallas just above my chamber door;
And his eyes have all the seeming of a demon's that is dreaming,
And the lamp-light o'er him streaming throws his shadow on the floor;
And my soul from out that shadow that lies floating on the floor
Shall be lifted - nevermore!

Curi-Curi Pandang

Dita nur fitriana nama gadis yang telah mempesona hati Imron, Dita memang beda dengan cewek mana pun menurut Imron tubuhnya terlihat tidak terlaru gemuk dan terlaru kurus, wajahnya sering kali bewarna merah jambu bila tertawa hingga membuat Imron mengarang cerita berjudul Si Merah Jambu yang langsung memjadi best Seller ,Dita juga bukan cewek nakal yang suka keluyuran malam-malam naik motor sambil ngeceng ama pacar yang berbeda tiap malanya dan juga Dita cukup ramah and cukup pintar.
Imron Atmaja anak cukup pintar, ganteng ditambah kay, complite sudah kelebihan Imron yang akan bisa membuat cewek manapun bersedia ngantri untuk jadi pacarnya tapi dia punya satu kelemahan yang bikin di usianya yang ke 15 belum punya pacar adalah dia punya penyakit panas dingin yang akan kambuh bila dia bertemu atau berbicara dengan orang yang dia sukai
Aku tau ia sangat menyukai Dita, terlihat setiap pelajaran dia mencuri-curi pandang kearah Dita yang saat itu duduk di deretan tengah nomer 2 dari depan sedangkan aku dan Imron duduk di seretan bangku sebelah kiri nomer 2 dari belakang, benar-benar tempat strategis untuk memandang Dita. Pernah suatu hari pada saat Imron mencuri-curi pandang ke Dita saat itu Dita juga sedang menoleh saking terkejutnya Imron langsung menonjok ku untuk menghilangkan rasa tegangnya dan tertawa, kontan kami di hukum karena bikin ribut pada saat pelajaran Fisika yang bikin pusing.
Marmut Merah Jambu karangan Radytia Dika yang sangat suka dibaca oleh Imron karena menurutnya kisah cintanya sama dengan yang di buku itu yang bab pertama tentang jatuh cinta diam-diam, dalam hati aku selalu membenarkan perkataan buku tersebut karena memang benar orang yang jatuh cinta diam-diam tahu banyak hal yang tentang orang yang dicintainya. Imron tahu tanggal lahir Dita dan nenek Dita, Imron tahu kalau Dita belum pernah pacaran, sampai Imron tahu ada tai lalat kecil di leher Dita, hebat bukan.
Imron pernah menulis begitu puisi begitu banyak untuk Dita tapi ia tidak punya keberanian untuk mengirimnya ke Dita, Imron sudah latihan didepan kaca untuk ngajak Dita ngomong tapi saat bertemu Dita semua latihannya jadi sia-sia karena dia gemetar dan lupa test yang sudah dia hafalin sepanjang malam, Imron juga selalu meminta tolong pada ku untuk mencomblangkanya dengan Dita tapi selalu aku menghindar
Aku, Arya Saputra mengerti akan keanehan Imron yang semua orang akan menganggap itu pengecut dan aneh tapi bagi ku itu wajar saja dan aku bahagia Imron mengalaminya tapi juga takut Imron nantinya berhasil mendapatkan Dita karena aku juga suka curi-curi pandang.

Rabu, 04 Mei 2011

MY ID

- NAME
Alvian Wahyu Mahesya
- NICK NAME
Mahesya
- GENDER
Male
- PLACE AND DATE OF BIRTH
Aikmel, 08-12-1996
- GRADE
VIII b
- CHILD TO
ONE
- THE NUMBER OF BROTHER AND SISTER
-
- HOBBY
writing short story and reading
- ASPIRATION
To Be Astronomi
- NAME OF FATHER
Wahidin Nurulloh
- Job OF Father
PNS
- NAME OF MOTHER
Yuli Ernaningsih
- JOB OF MOTHER
PNS
- PHONE NUMBER
087864143214