Rabu, 11 Mei 2011

MISTERI KEMATIAN MERVILLE

Sejak beberapa lama tinggal di desa ini , aku mulai mendapat teman, hari ini kami berencana untuk mandi di pantai ,teriakan teman-teman ku terdengar dari luar , aku keluar dengan semangat luar biasa hingga lupa untuk memberi salam kepada orang tua . Diluar tampak tiga orang anak , anak kurus dengan bola mata biru bernama John , satunya berkulit hitam dan bertubuh lebih pendek bernama Arlbert , dan satu lagi anak pendiam yang berambut putih bernama Merville , tapi kami biasanya memanggilnya white hair. Mereka tersenyum di hadapanku , sambil masing-masing membawa pancing.
“ Hei kalian tidak bilang akan memancing” kataku.
HA HA HA HA .Ketiga anak didepan ku tertawa lepas sekali sehingga gigi mereka terlihat semua.
“ Kau seharusnya tahu kalau setiap mandi di pantai kami pasti memancing”kata John di sela-sela tertawanya .
“ Bukanya orang mancing ditengah laut “ ucap ku penuh keheranan.
“ Horald, horald kau tidak tahu ya anak desa itu lebih kreatif daripada anak kota, kami itu bisa membuat perahu, kami menyembinyikanya di goa tersembunyi di dekat pantai “ ucap Albert , dengan penuh bangga.
“ ayo berangkat sebelum siang, kalau sudah siang kita berada ditengah laut kita bisa menjadi manusia panggang” kata Merville sambil berlalu .
Walupun sudah lama tinggal didesa ini baru pertama kalinya aku melihat pantai disini. Bibir pantai ini berwujud jurang . Untuk turun dari jurang itu kita harus melewati jalan sempit dan berliku-liku. Disana – sini ada lekukan-lekukan dan lubang – lubang seperti kolam , lubang tersebut terisi air apabila pasang. Airnya jernih sekali.
Kami main dari pagi hingga sore . pulang dari pantai kepalaku pusing sekali . Malam itu angin ribut . terpikir olehku pasti lubang-lubang di dekat pantai pasti dipenuhi aleh ikan yang terbawa ombak karena angin memperbesar ombak. Tapi besok aku tidak bisa main di pantai karena kepala ku pusing sekali Karena kelelahan.
Pagi – pagi sekali ibu memanggilku karena ada teman yang mencari ku katanya. Dengan tubuh sempoyongan aku keluar untuk menemui siapa yang memanggilku, pusing yang kemarin masih dikepalaku, ditambah lagi kini suhu badan ku diatas rata-rata.Kulihat Merville duduk di terasku sendirian.
“ hai Merville , ada apa” kata ku .
“ hai Horald , aku mau mengajakmu mandi di lubang-lubang dekat pantai itu, sambil menangkap ikan pasti banyak karena kemarin pasang ditambah badai” kata Merville ,dengan muka memelas.
“ sorry , Merville hari ini kepalaku pusing , kenapa kau tidak ajak Arlbert dan John?”tanyaku sambil memegang kepalaku yang terasa pening.
“ huh Arlbert sedang diajak ayahnya ke kota sedangkan John sedang pergi mengantar ibunya belanja” Ucap Merville dengan penuh rasa kecewa.
“ Baiklah aku pergi sendiri saja! “ lanjutya, sambil berdiri dan pergi meninggalkan ku yang hanya bengong.
Sudah tiga jam sedang kepergian Merville . Aku hanya tidur ,kepalaku sudah tidak terlalu pusing dan suhu badanku sudah kembali ke rata-rata. Tiba-tiba ada orang yang mengetuk pintu rumahku , aku membuka pintu dan tampak wajah John dan Arlbert yang dipenuhi oleh wajah panic dan ketakutan yang luar biasa. Aku mengajak mereka masuk kerumahku , aku menyuruh mereka cerita mengapa mereka begitu panic , tapi wajah meraka makin kalut . Aku pun mengambil air minum. Mereka langsung meneguk habis air yang kuberikan barulah wajah mereka sedikit tenang.
“ Merville mati !!” kata john akhirnya mengeluarkan apa yang membuatmya gelisah.
“ A,aa, apa !!” Apa yang dikatakan John membuat ku kaget luar biasa.
“ iya mayatnya ditemukan diatas jurang!. Kata Arlbert juga dengan ketakutan luar biasa.
Entah apa yang memggerakkan tiba – tiba aku berlari dengan tujan kearah pantai , kulihat John dan Arlbert mengikuti dibelakang. Tepat dijalan untuk turun kepantai banyak orang berkerumun , didekat situ ada sebuah mobil polisi. Aku berusaha menerobos kerumunan orang ,aku berhasil dan pemandangan yang mengerikan pun terlihat , mayat Merville dalam keadaan tengkurep dengan dipunggungnya penuh dengan luka , seperti dipukul oleh cemeti ,lukanya dalam ,panjangdan bewarna ungu, ditanganya pun banyak terdapat, Merville tidak benggunakan baju hingga lukanya terlihat jelas . Aku berteriak dan menangis , saat itu semuanya gelap.
2 hari setelah kematian Merville , aku hanya mengurung diri di kamar , kejadian itu begitu mengerikan di pelupuk mataku , aku melihat mayat temanku dengan luka yang begitu mengerikan. Pintu kamarku dibuka dan tampaklah John sambil tersenyum melihatku.
“ hai john , kau mau apa ?” tanyaku aku dengan kurang bersemangat.
“ aku hanya mau memberikan kabar , ayah Merville ditangkap karena diduga adalah pembunuh marville , selama ini ayah Marville selalu memarahi Marville , karena itu dia diduga membunuh Merville, tapi ayahku juga menyuruh kita menyelidiki orang yang bermasalah dengan Merville, kau setuju?. Ucap john dengan penuh permohonan.
Wajah itu mengiangatkan ku pada Merville saat mengajak ku berenang , dalam hatiku aku tak kan mengecawakan sahabatku lagi , dan aku akhirnya menjawab “ ya”.
“ yes , kau mau ikut menyelidiki , tinggal mengajak Albert saja , kalau dia pasti setuju” kata John dengan gembira.
Siang ini kami berkumpul di teras rumahku.John mengemukakan rencanya untuk menyelidiki seorang remaja berumur 16 tahun yang bernama Mack , yang selalu bertengkar dengan Merville.
Hari pertama kami menyelidiki Mark dengan bertanya pada ibunya , tapi tidak membuahkan hasil , tapi tampak ibu Mark seperti menyembinyikan sesuatu , saat kita menceritakan tentang kematian Merville.
Hari kedua penyelidikan kami mengikuti Mark , saat pertama kali melihat muka Mark aku begitu terkejut karena remaja itu begitu mirip dengan Merville, saat kutanyakan kepada John, dia hanya menjawab karena ini aku mencurigainya.
Hari ketiga tingkah Mark mencurigakan, ia berjalan menuju arah pantai , kami mengikutinya , dia menuruni jurang dan berjalan menuju pantai, tingkahnya begitu mencurigakan, dia mengamati sekelilingnya seperti mencari sesuatu.
“ aku sudah tidak sabar ! dia pasti pelakunya “ kata John sambil berlari menuju arah Mark sambil mengambil sebatang kayu ,BUKKKK, BUKKK pukulan john mengenai Mark , Mark terkapar dalam keadaan pinsan , aku membantu john dan Arlbert mengikat Mark disebuah pohon kelapa.
Beberapa menit kemudian , Mark mulai sadar , “ aaagh “ dia meringis kesakitan.
“ kenapa kalian mengikatku dan kalian juga yang memukulkukan” teriaknya sambil meronta-ronta.
“ kau yang membunuh Merville !?” teriak john
“ bukan aku ! “ kata Mark
“ lalu kenapa kau berada disini , kau pasti kau ingin mencari sesuatu untuk menghilang kan jejak mu kan?” kata john dengan wajah yang amat marah .
“ tidak aku kesini untuk mencari bukti , dan menyelidiki siapa pembunuh Merville “ kata Mark.
“ bohong , untuk apa kau melakukan itu” kata john
“ karena Merville adalah saudara kandungku”
Kami begitu terkejut.
“ tidak mungkin , kau selalu berkelahi dengan Merville” kata john
“baiklah aku mencerikan kisah ini, , dulu setelah perang dunia 1 terjadi masa depresi besar, hal itu juga melanda keluargaku , aku yang waktu itu masih berusia 6 tahun dijual kepada orang kaya , aku dijadikan anak oleh keluarga itu, 2 tahun kemudian lahirlah Merville, aku iri padanya , walaupun aku diasuh oleh orang kaya , aku sangat merindukan kasih saying orang tua kandung, itulah makanya aku sering berkelahi dengan Merville , tapi sejak mendengar kematian Merville aku begitu terpukul bagaimanapun dia adikku” tutur Mark sambil terisak.
Aku begitu terkejut sampai mulut ku terbuka lebar. Kami mohon maaf pada Mark ternyata ,Mark tidAK marah pada kami , malahan mau membantu penyelidikan,
“ hey ini gelang Merville “teriak Albert .
Kami segera kearah tempat Albert berdiri .
“ berarti Merville berenang disini “ kata Mark.
“ ya , sebaiknya kita menyelidiki sekitar lubang ini, siapa tahu ada petujuk” tutur ku .
Kami meniliti tempat itu cukup lama tapi tidak menemukan sesuatu, akhirnya John memutuskan untuk pulang. Disaat akan pulang aku melihat susuatu yang aneh didalam lubang yang terisi penuh oleh air aku melihat sesuatu yang bertebaran seperti kertas perak,dan tiba-tiba benda itu bergerak , belum lama aku mengamati benda itu John memanggilku untuk mengajakku pulang.
Ayah John seorang polisi , dia mengajak kamu untuk menyelidiki hilangnya beberapa buku di perpustakaan kota. John , Albert , dan Mark semangat sekali untuk membantu penyelidikan, sedangkan aku hanya mrlihat-lihat buku , pikiranku masih kepada benda yang kemarin , Akhirnya aku membuka buku ensklopeledia fauna , saat membuka hewan yang awalanya C aku begitu terkejut melihat hawan itu,
“ akhirnya ketemu pelaku pembunuhan Merville” ucpku sambil tersenyum.
“ John mari kita pulang, untuk menangkap pembunuh Merville!” teriakku.
“apa?” Tanya john .
Ayah John meninggalkan pekerjaannya untuk sementara , untuk menetahui siapa pembunuh Merville , kami kepantai dan menuju kelubang tempat aku melihat benda itu , setelah melihatnya.
“ ini dia si pembunuh!” teriak ku sambil meloncat ke lubang dengan menggenggam sebuah batu , aku memukul makhluk yang bertebaran seperti kertas perak itu , hingga aku sudah yakin bahwa makhluk itu sudah mati, Aku mengacungkan Makhluk itu atas-atas
“ ini dia !!” teriakku senang .
“ apa itu “ Tanya Albert dengan wajah keheranan.
“ ini CYANEA CAPILLATA , aku mengetahuinya dari Ensklopledia di perpustakan “ ucapku bangga.
“ mengapa kau tahu kalau hewan itu lah yang membunuh Merville?. Tanya ayah John.
“ kalian lihat luka di tubuh Merville lukanya seperti telah dipecut oleh cemeti kan, itu ungu dikulit , yang jika diamati dengan teliti ternyata merupakan titik-titik kecil atau Pastula-setiap titik bagaikan ditusuk jarum panas yang akan langsung menyerang saraf, denyut nadi akan berhenti , lalu jantung akan berdetak keras, mungkin Merville setelah terkena oleh CYANAE CAPILLATA berusaha mencari pertolongan , dengan naik keatas , seandainya Merville mati dikolam ini penyebab kematianya pasti cepat diketahui” tuturku.
“ lalu mengapa makhluk ini berada disini? “ Tanya Mark.
“ kau ingat John, Albert saat pulang dari sini , malamnya pasang dan badai kan pasti CYANAE CAPILLATA terbawa badai dan terjebak dilubang ini , dan keesokan harinya Merville mati disini” kataku dengan suara serak akibat sedih.
“ baiklah nak kau hebat , masalah ini harus cepat diberitahukan kepada komandan polisi pusat” kata ayah John.
2 hari kemudian aku , Mark, John,dan Albert dipanggil kekantor polisi untuk memberi kesaksian, sehari kemudian ayah Merville dibebaskan , ia berulang kali mengucapkan terima kasih pada kami, lalu pulang kerumahnya. Sejak kejadian itu ,waktu terjadi pasang ,besoknya kami pasti kepantai untuk mencari CYANAE CAPILLATA , itu menjadi tradisi kami hingga dewasa.


THE END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar