Jumat, 06 Mei 2011

SENYUM ALI

Palajaran Matematika di kelas 3 siang itu terlihat sangat membosankan bagi murid-murid mungkin di sebabkan udara yang sangat panas dan membuat siswa mengantuk terutama itu pelajaran Matematika yang kebanyakan siswa tidak menyukai pelajaran tersebut tapi sebuah wajah dari jendela paling pojok tampak sebuah wajah yang tampak kusam tapi terlihat dri sinar matanya ia sangat bersemangat menyimak pelajaran matematika itu tiba-tiba seorang siswa berteriak meneriakinya yang membuat semua anak di kelas menoleh kearahnya dan memandangnya dengan pandangan mengejek anak tersebut segera berlari meninggalkan sekolah, ia terus berlari hingga sampai ke subuah gubuk kecil yang tampaknya seperti bekas kandang kambing, tempat yang sangat kumuh
“ nenek!” ucap anak tersebut sambil membuka pintu gubug tersebut yang bunyinya sudah sangat reot
“ iya Ali” suara lemah terdengar dari dalam gubug yang diselangi suara batuk yang terdengar sangat kering, anak yang bernama Ali itu segera berlari dan memeluk neneknya yang sedang berbaring menangislah Ali menumpahkan segala kesedihanya
“ mengapa kita harus miskin nek, hingga orang-orang selalu memandang remeh kearah kita, menghina kita ” suara Ali terdengar serak menahan kesedihan hatinya sementara nenek nya mulai meneteskan air mata mendengar penuturan cucu satu-satunya itu, seandainya tidak terjadi kecelakaan 5 tahun yang lalu mungkin hidup mereka tidak seterpuruk ini, kecelakaan yang telah merenggut nyawa kedua orang tua Ali yang saat itu Ali berumur 3 tahun dan hidup mereka terlunta-lunta saat perusahaan ayah Ali harus di ambil alih oleh bank karena utang yang menumpuk.
Tok tok tok suara pintu terdengar yang membuat lamunan nenek tentang masa lalu yang menyakitkan itu buyar, Ali mengusap air matanya dan membuka pintu terlihat oleh Ali sosok seorang wanita dan seorang anak disampingnya yang tersenyum kearahnya
“ Hallo nama ku Dani” ucap anak yang di samping ibu tersebut sambil mengulurkan tanganya kearah Ali, yang kemudian disambut oleh Ali yang juga menyebutkan namanya
“ nenek kamu ada? “ tanya ibu yang bernama Rossa indah tetangga kami yang rumahnya di selatan masjid atau kira-kaira berselang 4 rumah dari rumah Ali, Ali sering membantu bu Rossa dalam merawat kebunya setiap pagi hari , ia di upah Rp.5.000
“ ya ada bu, silahkan masuk” Ali menyilahkan dan mengantarkan Bu Rossa ke arah tempat tidur neneknya yang hanya tersenyum melihat ibu Rossa yang kemudian mulai berbasa –basi
“ maksud saya kesini sebenarnya karena permintaan anak saya Dani, katanya Dani sering melihat Ali mengintip saat Dani sedang belajar..” perkataan bu Rossa membuat membuat Ali terkejut dan malu “ saya ingin membantu Ali untuk bersekolah” lanjut bu Rossa yang membuat Ali tambah terkejut dan bahagia mendengarnya
“ iya nanti kamu bisa pergi dengan ku, walaupun kamu kelas 1 dan aku kelas 3” ucap Dani senang
“ saya juga mau memperkejerjakan Ali merewat kebun saya setiap pulang sekolah” ujar bu Rossa panjang lebar, semula Ali sangat senang tapi terbersit keraguan dibenak Ali karena harus meninggalkan neneknya, tapi kemudian terlihat oleh Ali neneknya tersenyum memberikan dorongan untuk Ali, kini Ali yakin dan menyanggupi tawaran ibu Rossa Indah, kini aku tak perlu mengintip lagi untuk belajar gumam Ali.
“ Ya allah walaupun orang sering tak adil pada kami tapi engkau selalu menunjukkan keadilan padakamu, semoga suatu saat nanti aku bisa membalas kebaikan ibu Rossa Indah yang telah memberikan kebaikan pada kami, ya Allah mudahkan lah aku dalam menuntut ilmu nanti dan membuat nenek dan bu Rossa bangga pada ku amin” Ali mengusap mukanya dengan kedua tanganya, ini adalah hari pertamanya sekolah dengan seragam putih merah , tas dan sepatu baru Ali pergi menuntut ilmu demi masa depanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar